Exposure dalam fotografi adalah banyaknya cahaya yang masuk hingga mencapai sensor kamera sehingga terbentuk sebuah citra atau gambar. Cahaya yang cukup akan ditandai dengan jarum light meter pada kamera digital pada posisi 0 (nol) atau ditengah-tengah. 

Umunya seorang fotografer akar menggunakan light meter sebgai indikator jumlah cahaya yang masuk kedalam sensor sudah cukup atau berlebihan. Jika jarum pengukur cahaya merujuk pada angka -1 maka dianggap under exposure begitu pula sebaliknya jika merujuk pada angka +1 maka dianggap over exposure.

Ada tiga element yang membentuk exposure dalam fotografi yakni ISO, Aperture dan Shutter Speed, berikut adalah penjelasn dari masing-masing element:

1. Aperture

Aperture atau diafragma merupakan pintu masuknya cahaya melalui lensa yang akan diteruskan ke sensor kamera. Pada kamera digital anda akan melihat nilai dari bukaan diafragma ditandai dengan huruf F sebelum angka atau disebut dengan f stop, misalnya F2.8 F5.6 dan seterusnya, tergantung dari lensa yang anda miliki

2. Shutter Speed

Shutter speed atau kecepatan rana memiliki tugas untuk mengontrol seberapa lama shutter akan dibuka, otomatis semakin lama shutter terbuka maka semakin banyak cahaya yang masuk. Shutter speed pada kamera ditandai dengan angkan “1 ,1/80, 1/100, 1/200 dan seterusnya, jika semakin besar angka maka akan semakin cepat shutter tertutup dan begitu pula sebaliknya.

3. Iso

Iso merupakan tingkat sensitifitas sensor kamera digital terhadap cahaya, semakin besar nilai iso maka semakin sensitif sensor kamera terhadap cahaya. Namun perlu diingat dibeberapa kamera jika menggunakan nilai yang terlalu besar akan menimbulkan noise pada foto yang dihasilkan.

Dengan ketiga elemen tersebut anda dapat mengkombinasikannya agar mendapatkan exposure yang tepat sesuai dengan kebutuhan foto anda. 

Jika ingin mengambil foto sport maka shutter speed yang diutamakan dan anda dapat mengatur iso & aperture lebih fleksibel, kira-kira seperti itu gambaran sederhananya. selamat berlatih dengan exposure